Sunday, 6 April 2014

senyum cara Rasullullah


Rasulullah saw. mencontohkan kepada kita untuk selalu menampakkan wajah ceria dan menyenangkan pada setiap orang yang dijumpainya meskipun beliau sendiri sedang menghadapi kesedihan dan masalah yang rumit. Senyumnya senantiasa tampak dalam setiap majelis dan pertemuan yang dihadirinya. Setiap sahabat senang bila diajak berbicara dengan beliau dan pasti mereka terkesan dengan senyuman beliau.



Diriwayatkan dari Ahmad at-Tirmidzi dan al-Hakim bahwa Rasulullah saw. tidak pernah tertawa kecuali tersenyum. Diriwayatkan dari Ahmad bahwa Rasulullah saw. tidak pernah menceritakan sesuatu kecuali dengan tersenyum. Diriwayatkan oleh Thabrani dari Abu Umamah bahwa Rasulullah saw. termasuk paling banyak tersenyum di antara manusia dan juga paling baik jiwanya di antara manusia yang lain. Fatimah ra. berkata, "Rasulullah saw. sering menggembirakan aku sampai aku tertawa."

Rasulullah saw. selalu menampakkan wajah berseri-seri dengan senyumnya yang khas setiap kali beliau bertemu dengan seseorang, beliau juga tersenyum dengan penuh gembira menyambut kedatangan orang yang baru datang dalam majelis pertemuannya. Sebagaimana yang beliau lakukan ketika menyambut kedatangan Ammar bin Yasir sambil tersenyum beliau berkata, "Selamat datang kepada yang baik dan tetap akan baik." Demikian at-Tirmidzi meriwayatkan.

Muslim meriwayatkan dari Jabir bin Samurah ra., ia berkata, "Para sahabat Rasulullah saw. kadang-kadang mengingat dan membicarakan berbagai peristiwa yang pernah terjadi pada zaman Jahiliyah, mereka geli tertawa, beliau pun turut mendengarkan sambil tersenyum." Rasulullah saw. sering juga dikerjai oleh sahabatnya dan menjadi sasaran langsung lelucon mereka. Namun beliau tidak pernah marah apalagi jengkel, bahkan beliau juga ikut tersenyum melihat tingkah laku mereka.

Berwajah manis dan penuh senyum ketika berhubungan dengan orang lain adalah bukti keramahan beliau. Lebih-lebih lagi ketika berurusan dengan orang miskin dan lemah. Karena itu, beliau pernah bersabda, "Sesungguhnya keramah-ramahan itu memperindah segala sesuatu dan bila dicabut dari padanya akan menjadikannya buruk." Husain pernah bertanya kepada ayahnya, Ali bin Abi Thalib ra. tentang cara Rasulullah saw. bergaul dengan para sahabatnya maka Ali bin Abi Thalib ra. berkata bahwa Rasulullah saw. selalu tersenyum dan lemah lembut, tidak keras juga tidak kaku, suaranya tidak lantang, bicaranya selalu bersih dan serius, tidak pernah mencela apa pun, tidak suka memuji dengan pujian yang berlebihan, tidak selalu begurau, apa yang tidak disenangi tidak diacuhkan, dan setiap orang yang datang memerlukan sesuatu kepada beliau tidak akan diputus harapannya.


Keramahan dan senyum Rasulullah saw. dalam setiap pergaulannya bermasyarakat membuat beliau disenangi dan dihormati oleh banyak orang sampai orang-orang yang memusuhi beliau pun menjadi segan dan hormat kepada beliau. Karena setiap kali beliau bertemu dengan orang-orang yang memusuhinya beliau tidak pernah menunjukkan wajah garang, melainkan senyum dan keramahan yang selalu beliau tampakkan.

Untuk menjadi pribadi yang disenangi banyak orang maka kita harus menampakkan wajah yang penuh dengan senyuman sekalipun kita dalam keadaan bersedih. Dengan menampakkan senyum maka akan membuat orang disekitar kita merasa bahagia dan tentram. Perlu diketahui bahwasanya sedekah yang paling murah dan mulia adalah senyuman.

Demikianlah bahwa senyuman sesungguhnya merupakan rahasia diri yang memiliki banyak manfaat, baik bagi diri yang tersenyum maupun bagi orang yang diajak tersenyum. Bahkan terjalinnya suatu kebersamaan antara sesama yang membuat suasana penuh kedamaian dan kehangatan adalah karena sebuah senyuman. Sebab itu, mari kita senantiasa berusaha membiasakan diri kita agar tersenyum dengan tulus. Karena selain dapat membuat diri kita merasa bahagia, orang lain pun menjadi tertarik dengan kemuliaan sikap kita. Dan hadapilah perjalanan hidup kita dengan senyuman yang tulus.

*) Dari berbagai sumber
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

No comments :

Post a Comment